Bagaimana sebuah video game dibangun tanpa mengusung sisi aksi sama sekali? Sebuah konsep yang hampir tak masuk logika bila dipikirkan dengan logika sehat. Hampir semua franchise populer di industri game saat ini malah menjual kekerasan secara eksplisit sebagai komoditas utama, sebagai magnet yang menarik jutaan gamer untuk mencicipinya. Tetapi apa yang dikerjakan oleh drbagchi.com Gone Home ini seolah menubruk semua asoisasi hal yang demikian. Pertama, ia hadir dengan konflik realistis yang mungkin terjadi di keluarga sekitar kita. Kedua, ia mewujudkan atmosfer tenaga cerita yang luar awam, mampu membuat Anda menyelam dalam pikiran dan konflik yang dialami oleh sang karakter utama – Kaitlin. Ketiga? Segala ini dicapai dengan cuma sekadar membaca clue dan beragam surat yang ada. Luar awam! Penempatan visualisasi dan audio yang mumpuni juga menjadi tenaga tersendiri.
Segera apakah game ini hadir tanpa kekurangan? Ada beberapa hal yang pantas menjadi catatan. Desain rumah yang terlalu “rumit” memang agak sedikit mencederai kesan realistis yang berupaya dikejar Gone Home. Alih-alih rumah tinggal, Anda justru terkesan tengah terjebak dalam sebuah villa horror yang tak Anda kenal. Terlepas dari fakta bahwa Anda merupakan anggota keluarga Greenbriar, beberapa faktor di dalam rumah terkesan kurang kuat menunjang hal hal yang demikian. Konsentrasi yang terlalu ekseksif pada sosok Samantha juga seolah menutup potensi besar yang sesungguhnya bisa ditarik dari konflik antar kedua orang tua Kaitlin dan “sosok” penunjang lain yang harus, menurut pandangan kami, mempunyai porsi cerita lebih besar.
Meskipun demikian, terlepas dari kekurangan yang ada, Gone Home berhasil membuktikan diri sebagai salah satu seri game unik yang menarik untuk dijajal. Dia seolah menjadi sebuah bukti konkrit bahwa sebuah video game tak harus menawarkan lusinan aksi sinematik nan destruktif untuk bisa dinikmati. Bagaimana jalinan kata-kata dan cerita cukup untuk membuat seorang gamer duduk manis di layar kaca dan berakhir mendapatkan pengalaman dan sensasi gameplay menggugah yang luar awam. Sayangnya, hal ini mungkin cuma akan berlaku bagi beberapa gamer.
Kelebihan
- Visualisasi mumpuni
- Mutu audio dan voice acts yang indah
- Gameplay unik
- Jalinan cerita realistis
- Atmosfer intens sejak awal permainan
- Beragam clue yang dibangun rinci jempolan
Kekurangan
- Exposure yang minim pada sosok Kaitlin sendiri
- Konsentrasi pada Samantha mengaburkan potensi cerita lainnya
Pantas untuk gamer: yang memang mengutamakan cerita, paham bahasa Inggris, mencari gameplay yang unik, open-minded.
Tidak pantas untuk gamer: pencinta action yang berat, tak terlalu paham bahasa Inggris, tak bahagia membaca, susah mencari benang merah cerita sendiri.